Selasa, 10 Februari 2009

HIDUP BERHARGA

Saya sedang ada dalam pesawat, menuju kota Bandung, saat membuat tulisan ini. Cuaca di luar sangat buruk. Pesawat terombang-ambing di udara. Beberapa orang mulai menegakkan badan pada tempat duduk mereka, tampak tidak nyaman. Menandakan sebuah kegelisahan dalam diri. Saya bertanya dalam hati, “Mengapa gelisah?” Mungkin saja karena terbersit sebuah ketakutan dalam benak mengenai kecelakaan yang akan mempertemukan dengan maut.
Betapa berharganya hidup, sehingga orang enggan untuk menyapa kematian. “Mengapa hidup berharga?” Sebab menurut saya, Sang Pembuat Kehidupan itu telah memberi kepada kita berbagai keluasan untuk:

MEMBUAT PILIHAN atau KEPUTUSAN
Manusia semakin berharga ketika mereka mampu membuat sebuah pilihan, mengambil sebuah keputusan. Ada kalanya kita salah memilih atau memutuskan, namun justru saat yang seperti inilah yang akan membuat kita bertemu dengan kesadaran untuk menghargai hidup.
Beberapa hari yang lalu, saya membaca sebuah kisah di Koran tentang seorang pria muda yang memilih untuk merampok sebuah rumah dan memutuskan untuk menghabisi nyawa penghuninya. Alhasil, sang pria tertangkap dan meringkuk di dalam penjara. Apakah arti hidup berharga? Hidup akan jauh lebih berharga ketika saya tidak merampok dan membunuh. Penyesalan bukanlah sebuah penyelesaian masalah. Penyesalan seharusnya disertai dengan pencerahan mengenai keberhargaan hidup yang akan kita nikmati karena pilihan dan keputusan benar yang kita buat dalam kehidupan.

MELATIH DIRI dan MENEMUKAN KEKUATAN DI DALAM KITA
Seandainya masalah tidak pernah ada, maka kita tidak akan pernah memahami potensi kekuatan di dalam kita. Manusia lebih cenderung terfokus kepada masalah kehidupan, dan tidak cukup tertarik untuk menangkap pesan tentang kekuatan dalam diri, yang ternyata berpotensi untuk menjadikan kita sebagai pribadi yang tahan banting dalam gelora gelombang kehidupan.
Saya teringat film “Kill Bill”. Saat pemeran utama diceritakan terkubur hidup-hidup. Ada upaya untuk membebaskan diri dengan cara terfokus kepada kekuatan dalam diri. Hidup menjadi berharga, ketika orang hampir dekat dengan kematian. Keberhargaan hidup seharusnya membuat kita memfokuskan diri kepada kekuatan yang Tuhan tempatkan di dalam kita. Keluh kesah membuat hidup lebih berat. Kegirangan karena berhasil menanggung beban kehidupan dengan kekuatan Ilahi, akan membuat kita lebih menghargai kehidupan, bahkan menghargai Sang Pembuat itu sendiri.

MENGHARGAI PEMBERIAN dan MENJADI EFEKTIF TERHADAPNYA
Menjadi efektif adalah saat di mana kita dapat mengatur segala sesuatu dengan tepat guna. Saat kita tidak melakukannya, sebenarnya adalah saat di mana kita tidak sedang menghargai kehidupan.
Orang akan mengatur oksigen dengan tepat guna, apabila realita yang dihadapi adalah persediaan oksigen menipis. Mengapa? Karena hidup begitu berharga.
Orang akan mengatur keuangan dengan tepat guna, apabila persediaan uang menipis. Mengapa? Karena hidup begitu berharga, layak untuk dipertahankan.
Orang akan mengatur waktu dengan tepat guna, apabila kesempatan hanya datang satu kali. Mengapa? Karena hidup begitu berharga.
Orang akan menggunakan talenta atau potensi dalam diri mereka dengan tepat, apabila ternyata ditemukan bahwa mereka akan menjadi lebih berarti karenanya. Mengapa? Karena hidup begitu berharga.

Kehidupan yang berharga ini, seharusnya dihargai, dipertahankan dan diberdayakan. Berita baik untuk direnungkan adalah karena hidup ini berharga, Anda pun berharga!